Pelatihan Cognitive Behavior Therapy (CBT) Intermediate Level

Bertempat di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, HIMPSI Jatim bekerjasama dengan IPK Jatim mengadakan pelatihan Cognitive Behavior Therapy (CBT) pada tanggal 21-22 Januari 2o12 dengan pemateri, Josephine Ratna, M. Psych yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan Doktoral di Curtin University, Perth, Western Australia.

Josephine Ratna menjelaskan materi pelatihan

Peserta pelatihan CBT Intermediate Level adalah psikolog dan psikiater yang telah mengikuti pelatihan CBT Beginner level. Tujuan pelaksanaan pelatihan adalah untuk membekali para profesional di bidang kesehatan mental dalam membantu klien/pasien yang membutuhkan dukungan untuk memahami pola berpikir yang kurang tepat dan membentuk pola pikir baru dalam memahami permasalahan yang dihadapi. Selama pelatihan berlangsung, peserta terlibat dalam diskusi kasus yang dihadapi di lapangan dan saling memberikan feedback sebagai kolega.

Peserta pelatihan CBT Intermediate Level

CBT adalah teknik terapi yang dikembangkan oleh Aaron Beck sekitar tahun 1960 bagi pasien yang mengalami gangguan depresi. Seiring dengan perkembangan waktu, CBT dapat diaplikasikan pada berbagai gangguan lain, seperti gangguan kecemasan, eating disorder, kasus anak dan keluarga, bahkan pada kasus psikotik seperti skizofrenia. (CE)

Informasi mengenai pelatihan dan aplikasi CBT dapat diperoleh di Beck Institute

Introduction to Photo Voice (Pertemuan IPK – PDSJKI 18/01/12)

Pertemuan pertama IPK – PDSKJI di tahun 2012 dibuka pada hari Rabu, 18 Januari di Rumah Makan Bu Rudi, Surabaya. Acara rutin yang diselenggarakan oleh IPK (Ikatan Psikologi Klinis) Jawa Timur dan PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia) kali ini bertema Introduction to Photo Voice yang disampaikan oleh Josephine M. J. Ratna, M. Psych – kandidat PhD di Curtin University of Technology, Perth, Western Australia.

Josephine sedang memberikan penjelasan

Photo Voice merupakan sebuah teknik (terapi, latihan, pengamatan, proses, rehabilitasi) yang dapat membantu individu untuk mengidentifikasi, mewakili dan memperkuat komunikasi melalui gambar atau image atau foto. Metode yang diterapkan adalah riset partisipan, dimana pasien/klien mengambil foto untuk membuat orang lain melihat dunia melalui kameranya.

Terdapat tiga tujuan utama dari pelaksanaan Photo Voice yaitu:

  1. Mencatat dan merekam kelebihan lingkungan di sekitar pasien/klien;
  2. Memungkinkan adanya dialog dengan bahasan diskusi foto dalam kelompok;
  3. Mempengaruhi pengambilan keputusan pasien/klien.

Peserta pertemuan IPK PDSKJI

Dalam sesi pertemuan dengan pasien/klien, foto berfungsi sebagai pemicu perubahan pola pikir dan perilaku yang diharapkan sebagai tujuan psikoterapi. Foto juga merupakan bentuk dokumentasi sosial yang mewakili pengalaman pribadi dan menyampaikan pengetahuan dari sudut pandang pasien/klien. Dalam prosesnya, pasien/klien akan diminta untuk menuliskan narasi yang sesuai dengan pemahamannya akan gambar/image/foto yang dihadirkan dalam proses psikoterapi.

Selain untuk kepentingan pasien/klien secara individual, Photo Voice telah digunakan oleh sebuah badan Internasional di Afrika untuk mengubah sebuah fenomena sosial negatif yang menjangkiti masyarakat, seperti dalam menurunkan angka HIV/AIDS atau penyalahgunaan alkohol. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan keefektifan aplikasi Photo Voice dalam membantu pasien/klien dengan kerusakan otak (brain-injured patient) dalam menyusun strategi untuk daily living.

Diskusi dengan anggota IPK PDSKJI

Sebagai penutup diskusi, Josephine Ratna menyampaikan sebuah gagasan bagi anggota IPK dan PDSKJI untuk bersama-sama mengumpulkan gambar/image/foto yang dapat membantu kualitas psikoterapi pada pasien/klien yang membutuhkan bantuan kita. (CE)

———-

Untuk informasi lebih lengkap, dapat menghubungi Josephine M. J. Ratna melalui alamat email ratna.josephine@gmail.com