Parental mobile device use and its effects on family life (Pertemuan IPK 08/01/2020)

Selama ini orangtua dan keluarga seringkali dihadapkan pada dilema penggunaan gawai. Pemberitaan di media seringkali memojokkan orangtua yang memperkenalkan gawai pada anak sejak usia dini. Media juga memojokkan orangtua yang memberikan kebebasan bagi remaja dalam mengeksplorasi dunia maya, karena berpotensi mengalami kekerasan siber, terlibat dalam aktivitas seksual atau mengalami depresi.

Namun, hasil penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara penambahan ‘screen time’ dengan depresi atau kecemasan pada remaja dan golongan dewasa muda. Penelitian ini dilakukan secara longitudinal selama 8 tahun oleh sekelompok peneliti di Amerika Serikat. Mereka menyimpulkan bahwa sudah saatnya para profesional (peneliti, praktisi, psikolog) beralih dari debat terkait jumlah ‘screen time’ dan lebih berfokus pada konteks penggunaan gawai dan konten yang diakses.

Cicilia Evi, salah satu pengurus IPK Jatim, yang sedang menempuh studi Doktoral di QUT, Brisbane membagikan hasil dari proses pembelajarannya selama satu semester pertama dalam pertemuan rutin IPK Jatim pada hari Rabu, 8 januari 2020. Studinya berfokus pada bagaimana orangtua mempersepsi penggunaan gawai mereka, terutama pada saat berinteraksi dengan anak, dan apa saja efek yang mungkin ditimbulkan bagi kehidupan berkeluarga. Topik ini berangkat dari kekhawatiran akan tingginya angka penggunaan gawai oleh orangtua dan berharap dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk membantu orangtua dan keluarga mengorganisir penggunaan gawai di dalam keluarga.

Fokus kita bukan lagi pada “turn off the gadget” semata, karena gawai saat ini sudah menjadi “a new way of living”. Kita perlu memahami proses domestikasi teknologi oleh keluarga, bagaimana proses tersebut dipengaruhi oleh budaya, nilai dan belief masing- masing keluarga. Peran orangtua sangatlah penting karena apabila orangtua menggunakan gawai secara berkepanjangan, maka seluruh tatanan di dalam rumah akan berubah seturut pola yang mereka pilih. Anak-anak juga lebih rentan menjadi pengguna gawai sejak usia dini.

Silahkan unduh materi disini. Semoga bermanfaat (CE).

Beberapa materi jurnal juga dapat diunduh sebagai berikut:

Hiniker et al – 2016 – Not at the dinner table

McDaniel & Radesky – 2018 – Technoference – Longitudinal Association between Parent Tech Use, Parenting Stress and Child Behavior Problem

Radesky et al – 2016 – Parent Perspectives on Their Mobile Technology Use

Reed-et-al.-2017 – Learning on Hold – Cell Phones Sidetrack Parent-Child Interactions

Yuan et al – 2019 – How much do parents actually use their smartphones Pilot Study comparing self report to passive sensing

Hiniker et al – 2015 – Texting while parenting 

Psychological First Aid (Pertemuan IPK 10/10/18)

Bencana terus menerus terjadi di bumi tercinta. Duka mendalam masih terasa menyengat. Banytuan berupa makanan, minuman, pakaian dan masih banyak lagi tak hentinya mengalir. Belum sempat masyarakat terdampak bencana menarik nafas lega, kembali guncangan gempa hadir berkali-kali. Tak terbayangkan kondisi psikis mereka.

Sebagai psikolog yang mempunyai kompetensi dalam penanganan kondisi psikis, kita terpanggil untuk ikut terlibat sesuai dengan kemampuan. Namun tidak semua rekan sejawat mampu terlibat langsung ke tempat bencana untuk membantu pemulihan kondisi psikologis masyarakat setempat. Bukan berarti kita tidak perlu meningkatkan keterampilan penanganan psikologis saat bencana yang dikenal dengan PFA (Psychological First Aid).

Psikolog perlu memiliki pemahaman mengenai pentingnya PFA yang khas, sesuai dengan karakteristik bencana yang terjadi. Varian faktor yang ditemui di lapangan memperkaya pemahaman dan aplikasi PFA pada setiap keadaan. Itulah alasan yang membuat kita wajib belajar PFA secara berkelanjutan.

Oleh karena itu, pada hari Rabu, 10 Oktober 2018, IPK Indonesia wilayah Jawa Timur mengundang Bapak Adib Ansori, M. Psi., Psikolog untuk memberikan materi PFA berdasarkan pengalaman beliau terjun langsung ke berbagai wilayah terdampak bencana.

Materi dapat diunduh di sini.

Semoga bermanfaat (NK/CE).

Casanova Syndrome (Pertemuan IPK 13/12/17)

Sebagai acara penutup tahun 2017, IPK Jatim mengadakan pertemuan bulanan dengan tema “Casanova Syndrome” yang dibawakan oleh Ibu Sayekti Pribadiningtyas S. Psi., M. Pd., Psikolog.

IMG-20171213-WA0027

Dalam pertemuan ini, Ibu Sayekti menyampaikan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh para pria dengan tipe Casanova. Mereka tidak berniat untuk merusak perkawinannya, namun membutuhkan wanita lain untuk diselingkuhi (baca: simpanan, istri muda) dan dinikmati sesaat saja. Wanita utamanya adalah wanita yang dipilih untuk menjadi ibu dari anak-anaknya dan pemegang kunci brankas kekayaannya.

Diharapkan dengan memiliki pemahaman yang tepat terkait Casanova Syndrome, para psikolog klinis dapat membantu menangani berbagai kasus perkawinan yang dijumpai di lapangan (CE).

Peran Psikolog dalam Peningkatan Mutu Layanan pada Fasilitas Kesehatan Layanan Masyarakat (Pertemuan IPK 12/04/17)

Kiprah Psikolog Klinis makin diakui keberadaannya oleh masyarakat. Pengakuan akan eksistensi profesi psikologi dikukuhkan pula dalam Peraturan Pemerintah. Pengakuan yang berbuah manis, hasil dari perjuangan para rekan sejawat selama bertahun-tahun.

Namun di sisi lain, tidak semua psikolog siap dengan tuntutan peningkatan kualitas mutu layanan sesuai dengan yang diamanatkan dalam peraturan pemerintah tersebut. Bagaimanakah Psikolog dapat berperan? Apa saja yang perlu dipersiapkan baik dari segi kompetensi maupun ketrampilan? Bagaimanakah menjalin komunikasi profesional dengan tenaga kesehatan lainnya sehingga keselamatan pasien yang merupakan tujuan utama dapat tercapai?

Sejauh mana peranan psikolog, terutama klinis, dibutuhkan di berbagai puskesmas dan rumah sakit baik RS Pemerintah maupun Swasta? Persiapan apa saja yang diperlukan? Uji kompetensi yang bagaimanakah yang akan dihadapi? Begitu banyak “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan oleh psikolog klinis.

Pertemuan IPK 12/04/17

Pembicara Bapak Happy Setiawan, M. Psi bersama dengan Ibu Dra. Woelan Handadari, M. Si., Psi

Pertanyaan tersebut dijawab dalam pertemuan bulanan IPK Jatim yang dibawakan oleh Bapak Happy Setiawan, M. Psi., Psi. Materi pertemuan dapat diunduh di sini (NK).

Tehnik CTC – Bagian dari Keterampilan Hipnoterapi (Pertemuan IPK 8/3/17)

Tehnik CTC merupakan sebuah pengembangan dari keterampilan hipnoterapi, dimana bertujuan untuk membersihkan trauma atau emosi yang negatif. Dalam pertemuan IPK bulan Maret 2017, Ibu Ida Ayu Widyarini, M. Psi, membawakan materi terkait dengan aplikasi CTC dalam memberikan layanan bagi klien.

Pertemuan IPK 8/3/17

Ibu Ida Ayu Widiarini, M. Psi (dua dari kanan) bersama dengan Ibu Dra. Woelan Handadari, M. Si., Psi dan peserta pertemuan IPK

Silahkan mengunduh materi di sini.

Rapat Anggota IPK Jatim (21/12/16)

Pertemuan hari ini merupakan pertemuan terakhir bagi para anggota IPK Jatim di tahun 2016. Beberapa tujuan diadakannya rapat anggota IPK Jatim adalah:

(1) Bagi pengurus – untuk menyampaikan laporan kegiatan tahunan IPK Jatim di tahun 2016. IPK Jatim adalah satu-satunya, di luar IPK Pusat, yang memiliki situs aktif – sehingga anggota IPK Jatim dapat mengakses informasi secara rutin dari situs IPK Jatim. Selain itu, IPK Jatim merupakan wadah profesi psikolog klinis yang paling aktif dibandingkan dengan wadah profesi yang lain.

(2) Bagi anggota – untuk memberikan masukan bagi pengurus terkait aktivitas di tahun 2016 dan memberikan saran bagi pengembangan IPK Jatim di tahun depan.

Sambutan dari Sekjen HIMPSI Dra. Josephine Ratna, PhD., Psikolog

Sekjen HIMPSI menghimbau seluruh anggota IPK Jatim untuk lebih berperan aktif dalam pengembangan profesi, termasuk dengan mengurus SIK – HIMPSI (Sistem Informasi Keanggotaan; link: http://anggota.himpsi.or.id/) dimana anggota HIMPSI dapat mendaftarkan diri dan memperoleh data keanggotaan yang terbaru. Setiap anggota HIMPSI yang terdaftar akan memperoleh beberapa keuntungan, seperti: dikenali sesuai dengan kompetensinya dan memperoleh potongan harga ketika mengikuti pelatihan.

Penjelasan dari Ketua IPK Jatim Dra. Astrid Wiratna, Psikolog

1). Modul jabatan fungsional profesi psikolog sedang dalam proses pengolahan. Rencananya pada bulan April 2017, akan diadakan pelatihan jabatan fungsional yang pertama bagi psikolog Rumah Sakit level 1, khusus bagi rekan psikolog klinis yang bekerja di RS Negeri. Setelah menerima sertifikasi jabatan fungsional, rekan psikolog dapat mengikuti ujian kredensial terkait dengan kompetensi yang dimiliki.

2). Perlunya kesabaran dari setiap anggota IPK Jatim/HIMPSI terkait dengan pembenahan di dalam organisasi. Pertanyaan yang seringkali muncul adalah terkait dengan status STR anggota yang telah dikirimkan aplikasinya sejak tahun lalu. Saat ini, status STR anggota sedang dalam proses verifikasi dan pengecekan ulang terkait nama dan gelar anggota.

3) Tahun ini IPK Jatim belum mengadakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Diharapkan tahun depan, pengurus dapat memfasilitasi kebutuhan anggota akan pelatihan dengan lebih baik.

4) Laporan keuangan dari Bendahara IPK Jatim. Uang kas saat ini adalah sebesar Rp 55.000.000.-

****

Segenap pengurus IPK Jatim mengucapkan Selamat Natal 2016 bagi rekan-rekan yang merayakan dan Selamat Tahun Baru 2017 bagi kita semua. Semoga di tahun yang baru, kerjasama dan kolaborasi setiap anggota IPK Jatim dapat membawa kebaikan bagi kita bersama.

Art Psychotherapy (Pertemuan IPK 16/11/16)

A picture is worth a thousand words.

Art Psychotherapy. Gambar merupakan salah satu treatment yang menggunakan media, alat gambar, proses kreatif, dalam upaya mengatasi permasalahan psikologis individu. Gambar merupakan representasi kepribadian, perkembangan individu, dan konflik-konfliknya.

Bagaimanakah produk gambar dari klien perempuan korban KDRT? Seberapa efektif Penerapan Art Psychotherapy dalam mengurangi simtom depresi pada perempuan korban KDRT?

Temukan paparan studi kasusnya di pertemuan JKN IPK bulan ini pada:
Hari/tanggal:
Rabu, 16 November ’16
Waktu: 16.30-18.00
Narasumber: Chandrania Fastari, M.Psi., Psikolog

Materi dapat diunduh di link ini. (Tim IPK Jatim)

Edukasi Kekerasan Seksual pada Anak Melalui Permainan Edukatif (Pertemuan IPK 7/9/16)

APE (Alat Permainan Edukatif) merupakan alat bantu utama bagi Watiek Ideo, seorang penulis buku anak dan alumni psikologi UNAIR, dalam membantu anak-anak yang menjadi korban kekerasan dan kejahatan seksual. Ia tidak hanya memberikan bantuan bagi para korban, namun terlebih lagi, memberikan edukasi kepada anak-anak yang rentan mengalami kekerasan seksual.

img-20160908-wa0024

Melalui pengalamannya berinteraksi dengan anak-anak, Watiek menuliskan kisah dan pembelajaran yang ia peroleh dalam bentuk buku cerita anak yang interaktif. Ia juga mendesain sebuah permainan ular tangga raksasa yang dapat dimainkan oleh anak secara berkelompok. Tujuan utama yang ingin dicapai oleh Watiek adalah menyampaikan pesan-pesan perlindungan diri secara sederhana pada anak. Dengan bahasa yang mudah dipahami, orangtua juga tidak akan mengalami kesulitan dalam menggunakan APE atau buku cerita karangan Watiek.

img-20160908-wa0021

Apabila TS berminat untuk memesan APE atau buku cerita, silahkan menghubungi:

Watiek Ideo (Author)

+62 81 221 703 350

watiek.ideo@gmail.com

Semoga bermanfaat. (CE)

Psikofarmaka atau Psikoterapi? (Pertemuan IPK – PDSKJI 23/3/16)

Pada pertemuan IPK – PDSKJI kali ini, materi disampaikan oleh para psikiater dari PDSKJI Jawa Timur. Tema yang disampaikan merupakan materi yang selalu menjadi pertanyaan klien/pasien dan terkait dengan pemberian perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan klien/pasien.

Silahkan mengunduh materi di sini. Semoga bermanfaat (CE)

Disleksia: Asesmen and Penanganannya (Pertemuan IPK 10/03/16)

Simptom anak yang mengalami dyslexia kadangkala terbaur dengan simptom autisme. Perlu ketelitian dan kejelian psikolog dalam membedakannya agar tidak salah diagnosa.
Penegakan diagnosa dyslexia perlu didukung hasil pemeriksaan yang akurat yang berasal dari alat ukur yang tepat. Bila diagnosa sudah ditegakkan, bentuk terapi dapat ditentukan.
Apa saja alat ukur yang digunakan? Bagaimana intervensi terapi terkini bagi penderita dyslexia?
Bagi anggota IPK Jatim yang tidak dapat menghadiri pertemuan pada tanggal 10 Maret 2016, kami sediakan materi Disleksia – asesmen dan penangannya untuk diunduh.
Semoga bermanfaat. (NK/CE)